Para pengusaha produk
makanan Indonesia semakin antusias untuk jualan di Thailand. Tengok saja, pada
pameran THAIFEX-World of Food Asia 2016, yang akan diselenggarakan di gedung
pameran terbesar di Thailand, IMPACT Muang Thong Thani pada 25-29 Mei 2016, Indonesia
mengirimkan 41 perusahaan produk makanan. Jumlah tersebut hampir 6 kali lipat
dari jumlah perusahaan Indonesia yang berpartisipasi pada pameran yang sama
tahun lalu yang hanya 7 perusahaan.
Antusiasme industri
makanan Indonesia tersebut wajar adanya. Maklum, pada pameran produk makanan
yang diklaim sebagai yang terbesar di Asia tersebut peluang untuk mendapatkan
manfaat dan keuntungan terbuka lebar. Pada pameran tersebut, ribuan pebisnis
produk makanan dari 37 negara yang terdiri dari produsen, buyers, dan
distributor bertebaran pada 4600 buah booth pada area seluas 80.000 m persegi
untuk melakukan transaksi bisnis.


Pada pameran tersebut,
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan KBRI Bangkok
bekerjasama memfasilitasi partisipasi 41 perusahaan produk makanan Indonesia:
PT.Medan Tropical Canning; CV UD Utami; PT. Bintang Kupu – Kupu; Uli Coffe
Roastery; PT. Gunung Subur; PT. Fresh On Time Seafood; PT. Medan Tropical
Canning & Frozen Industry; Enerlife Pte. Ltd; CV Aldanah Mas, Rujak Bambu
dan La Mente Food Indonesia, Sungai Budi Group; PT. Sekawan Karya Mulya; Cv
Karagen Indonesia; PT. Pondan Pangan Makmur Indonesia; PT. Rezeki Inthi Artha;
PT. Monde Mahkota Biskuit; Pt. Adi jaya Naturindo; PT. Tiga Pilar; PT. Godi
Asiana Pangan; PT. Helmig Prima Sejahtera; CV Pasific Harvest; PT. Pasific
Eastern Coconut Utama; PT. Rekso; PT. Bahtera Wiraniaga Internusa ; PT. Seribu
Pulau; PT. Fruit Ing Indonesia; PT.Batman Kencana ; PT. Altar Mass; PT. Unimos
dan PT. Trigaluh Berjaya. Untuk Dinas jawa Tengah diikuti dari CV, Mekanira
Nusantara; Arya Mas; PT. Indonesia Selamat sejahter, dan Al – Fadh;empat
perusahaan yang bernaung dalam booth Pemda Jawa Tengah; dan enam perusahaan
yang berpartisipasi secara individual.


buyer dari Singapura
Partisipasi perusahaan
Indonesia pada pameran tersebut tak sia-sia. Baru pada hari pertama pameran,
sejumlah industri produk makanan Indonesia telah mendapat pesanan dari
perusahaan Thailand dan Korea untuk kopi; perusahaanAmerika, Meksiko, Eropa,
Thailand untuk seafood; perusahaan China untuk kerupuk udang. Selain itu
terdapat tawaran sejumlah perusahaan dari sejumlah negara untuk menjadi
distributor produk manakan ringan dan minuman Indonesia di negara-negara ASEAN,
China, dan Korea.Deal-deal bisnis serupa diperkirakan akan terus diperoleh perusahaan
makanan Indonesia pada hari-hari berikutnya.
buyer dari Hongkong
Pameran THAIFEX bukan
saja peluang untuk transaksi, tatapi juga peluang untuk mengintip kelebihan dan
kekurangan produk makanan yang dipamerkan negara pesaing. Pada pameran tersebut
beragam inovasi dapat dilihat dalam segi jenis produk, kelezaatan rasa,
kesehatan dan khasiat makanan dan minuman, serta kemasan. Negara tuan rumah,
Thailand, misalnya, menawarkan berbagai hasil olahan makanan dari bahan dasar
buah durian, manga, dan buah-buahan lainnya yang dikemas dengan menarik.
Sejumlah perusahaan
Indonesia pun tidak ketinggalan dalam inovasi yang ditawarkan. Selain
produk-produk makanan dan minuman yang mainstream dan telah banyak dijumpai di
pasar dalam negeri, terdapat produk-produk unggulan inovasi baru antara lain
minuman teh hijau Papua yang berkhasiat mencegah diabet; minuman ekstrak buah
Merah dari Papua, coklat pedas dan aneka rasa kacang mede dari Bandung, krupuk
dari buah-buahan dan dari kulit ikan Lele dari Jawa Tengah, dll.

Thailand memang barometer
industri makanan regional, bahkan mungkin dunia. Thailand mengklaim dirinya
sebagai Kitchen of the World. Negeri yang pernah memiliki nama Siam dan
Muangthai tersebut memang layak mendapat julukan tersebut. Siapa yang tidak
kenal Thai Restaurant atau Thai Food. Sebutan-sebutan tersebut tersebar di
kota-kota besar di seluruh dunia dan sangat familiar bahkan melekat pada cita
rasa para pencinta wisata kuliner. Di dalam negeri Thailand, makanan-makanan
ciri khas Thailand di jual di toko-toko makanan, hotel, restoran, super market,
warung-warung kecil, dan acara-acara. Hal ini adalah bukti keberhasilan dari
kerja keras negara dan rakyat Thailand dalam memajukan industri makanan,
industri pariwisata, dan sekaligus industri kreatif.

Memasarkan produk
Indonesia ke Thailand juga berarti memasarkan ke negara Indochina lainnya.
"Thailand adalah pintu masuk produk makanan Indonesia bukan saja untuk
pasar Thailand saja tetapi juga untuk Kamboja, Vietnam, Laos, dan Myanmar yang
selain tersambung dengan Sungai Mekhong juga tersambung dengan konektifitas
infrastruktur yang terus berkembang baik," tegas Bebeb Djundjunan, Kuasa
Usaha Ad Interim KBRI Bangkok pada sambutan pembukaan Paviliun Indonesia pada
pameran tersebut.
"KBRI akan terus
mendorong dan memfasilitasi partisipasi perusahaan-perusahaan Indonesia untuk
ikut pameran di Thailand, karena Thailand semakin sering menyelenggarakan
pameran berkelas regional dan internasional", tambah Rita Tri Mutiawati,
Atase Perdagangan KBRI Bangkok. (KBRI Bangkok)